Bulan Mei merupakan
bulan yang ramai, ramai dengan peringatan-peringatan hari besar negeri ini.
Namun, seperti biasa semua itu hanya melakukan upacara-upacara peringatan
menghormati jasa-jasa pahlawan terdahulu dan menjadikannya momentum untuk
menjadi lebih baik, yang pada kenyataannya hanya formalitas saja tanpa melakukan
perbaikan yang signifikan.
Seperti yang kita
ketahui, Tanggal 2 Mei merupakan Hari Pendidikan Nasional dan tanggal 20 Mei
merupakan Hari Kebangkitan Nasional. Namun apakah anda tahu sejarahnya tanggal
tersebut dipilih ?
Tanggal 2 Mei sejatinya
adalah hari kelahiran Ki Hadjar Dewantara , beliaulah yang dianggap sebagai
pahlawan yang memajukan pendidikan di Indonesia,berkat jasa beliau Perguruan
Taman Siswa berdiri,suatu lembaga pendidikan yang memberikan kesempatan bagi
para pribumi jelata untuk bisa memperoleh hak pendidikan seperti halnya para
priyayi maupun orang-orang Belanda. Sedangkan tanggal 20 Mei diresmikan jadi
Hari Kebangkitan Nasional berhubung pada hari itu di tahun 1908, dibentuk
organisasi Budi Utomo, dipelopori beberapa pemuda terdidik, antara lain R
soetomo dan R Goenawan Mangoenkoesoemo. Organisasi ini lahir sebagai hasil
perpaduan antara semangat nasional dalam menentang penjajah dan kesadaran
intelektual tentang kemajuan nasional melalui pengembangan pendidikan dan
kebudayaan.
Kedua hari besar itu
juga merupakan hal yang saling berhubungan satu sama lain, baik dalam hal terjadinya maupun momentum yang terjadi
tiap tahunnya. Seharusnya kedua hari besar itu tidak hanya diperingati tiap tahunnya
dengan ritual upacara-upacara bendera saja, harus ada perubahan yang signifikan
dan konkret dalam memajukan negeri ini.
Momentum kedua hari besar tersebut dapat dijadikan
semangat perubahan dalam menyongsong era globalisasi diberbagai bidang terutama
bidang pendidikan yang dimana merupakan generasi muda penerus bangsa ini serta
dijadikan teladan bagi para kaum muda terdidik dalam mengharumkan nama bangsa
di mata dunia.
Patut kita banggakan
bahwa beberapa kaum muda terdidik berhasil meraih berbagai penghargaan bahkan
juara dalam berbagai lomba di kancah internasional. Akan tetapi semua itu
terasa miris ketika kita bandingkan dengan pendidikan di daerah pelosok maupun
daerah perbatasan. Betapa tidak meratanya pendidikan negara ini yang hanya
terpusat di pulau-pulau besar tanpa memperhatikan daerah lain yang tertinggal. Padahal
pengertian dari Kebangkitan Nasional merupakan secara keselurahan wilayah NKRI
tanpa terkecuali.
Begitu sukar para
pemimpin negeri ini menemukan solusi untuk menyikapi pendidikan yang merata di
wilayah NKRI. Banyak wacana mengenai hal seperti ini dalam rangka momentum Hari
Pendidikan Nasional dan Hari Kebangkitan Nasioanl, akan tetapi apalah daya
semua itu hanya wacana dan wacana tanpa “action” dan perubahan yang signifikan
untuk perubahan negeri ini.
Semoga saja wacana-wacana
tersebut dapat terealisasikan kelak, entah kapan itu terjadi, mungkin saja
ketika ksatria piningit muncul seperti yang digadang-gadangkan selama ini untuk
memajukan bangsa ini.
INDONESIA BISA !!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar