Selasa, 28 Mei 2013

Belum Bangkitnya Pendidikan Nasional



Bulan Mei merupakan bulan yang ramai, ramai dengan peringatan-peringatan hari besar negeri ini. Namun, seperti biasa semua itu hanya melakukan upacara-upacara peringatan menghormati jasa-jasa pahlawan terdahulu dan menjadikannya momentum untuk menjadi lebih baik, yang pada kenyataannya hanya formalitas saja tanpa melakukan perbaikan yang signifikan.
Seperti yang kita ketahui, Tanggal 2 Mei merupakan Hari Pendidikan Nasional dan tanggal 20 Mei merupakan Hari Kebangkitan Nasional. Namun apakah anda tahu sejarahnya tanggal tersebut dipilih ?
Tanggal 2 Mei sejatinya adalah hari kelahiran Ki Hadjar Dewantara , beliaulah yang dianggap sebagai pahlawan yang memajukan pendidikan di Indonesia,berkat jasa beliau Perguruan Taman Siswa berdiri,suatu lembaga pendidikan yang memberikan kesempatan bagi para pribumi jelata untuk bisa memperoleh hak pendidikan seperti halnya para priyayi maupun orang-orang Belanda. Sedangkan tanggal 20 Mei diresmikan jadi Hari Kebangkitan Nasional berhubung pada hari itu di tahun 1908, dibentuk organisasi Budi Utomo, dipelopori beberapa pemuda terdidik, antara lain R soetomo dan R Goenawan Mangoenkoesoemo. Organisasi ini lahir sebagai hasil perpaduan antara semangat nasional dalam menentang penjajah dan kesadaran intelektual tentang kemajuan nasional melalui pengembangan pendidikan dan kebudayaan.
Kedua hari besar itu juga merupakan hal yang saling berhubungan satu sama lain, baik dalam  hal terjadinya maupun momentum yang terjadi tiap tahunnya. Seharusnya kedua hari besar itu tidak hanya diperingati tiap tahunnya dengan ritual upacara-upacara bendera saja, harus ada perubahan yang signifikan dan konkret dalam memajukan negeri ini.

Momentum  kedua hari besar tersebut dapat dijadikan semangat perubahan dalam menyongsong era globalisasi diberbagai bidang terutama bidang pendidikan yang dimana merupakan generasi muda penerus bangsa ini serta dijadikan teladan bagi para kaum muda terdidik dalam mengharumkan nama bangsa di mata dunia.
Patut kita banggakan bahwa beberapa kaum muda terdidik berhasil meraih berbagai penghargaan bahkan juara dalam berbagai lomba di kancah internasional. Akan tetapi semua itu terasa miris ketika kita bandingkan dengan pendidikan di daerah pelosok maupun daerah perbatasan. Betapa tidak meratanya pendidikan negara ini yang hanya terpusat di pulau-pulau besar tanpa memperhatikan daerah lain yang tertinggal. Padahal pengertian dari Kebangkitan Nasional merupakan secara keselurahan wilayah NKRI tanpa terkecuali.
Ini menandakan belum bangkitnya pendidikan kita secara nasional, ditambah carut-marutnya sistem pendidikan negeri ini. Pernahkah anda bayangkan pendidikan yang merata di negeri ini ? Pernahkah anda bayangkan kebangkitan nasional dibidang pendidikan secara keseluruhan di wilayah NKRI?
Begitu sukar para pemimpin negeri ini menemukan solusi untuk menyikapi pendidikan yang merata di wilayah NKRI. Banyak wacana mengenai hal seperti ini dalam rangka momentum Hari Pendidikan Nasional dan Hari Kebangkitan Nasioanl, akan tetapi apalah daya semua itu hanya wacana dan wacana tanpa “action” dan perubahan yang signifikan untuk perubahan negeri ini.
Semoga saja wacana-wacana tersebut dapat terealisasikan kelak, entah kapan itu terjadi, mungkin saja ketika ksatria piningit muncul seperti yang digadang-gadangkan selama ini untuk memajukan bangsa ini.
INDONESIA BISA !!!